Unsyiah peduli Lombok

Gempa berkekuatan 6.4 terjadi pada tanggal 27 Juli 2018 yang berpusat pada kabupaten Lombok timur. Gempa mengakibatkan kerusakan pada beberapa bangunan rumah dan fasilitas publik. Seminggu setelah gempa tanggal 27 juli, terjadi gempa yang berkekuatan 7,0 yang berpusat di Lombok utara. Peringatan dini tsunami akibat gempa sempat terjadi dan menimbulkan kepanikan diseluruh provinsi Nusa Tenggara Barat. Kerusakan akibat gempa kedua terlihat lebih parah dibandingkan dengan gempa pertama, dengan asumsi beberapa bangunan yang telah melemah akibat gempa pertama menjadi rusak parah akibat gempa kedua.

Pasca gempa Lombok, sebagai bentuk keprihatinan dan simpati masyarakat Aceh terhadap masyarakat Lombok, Plt Gubernur Aceh dan Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) berkoordinasi dan selajutnya sepakat untuk membentuk suatu tim asesmen yang ditujukan untuk melakukan asesmen awal. Asesmen awal ini bertujuan untuk melakukan pemetaan kerusakan dan juga menyalurkan bantuan awal terhadap masyarakat Lombok yang terkena efek gempa yang terjadi dan akhirnya melahirkan rekomendasi kepada  pemerintah daerah Aceh dalam memberikan bantuan dan  bentuk berkontribusi ssebagai  respon baik  di fase tanggap darurat  maupun dalam tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.

Tim Asesmen awal yang dikirimkan oleh pemerintah daerah Aceh adalah tim terpadu yang terdiri dari Akademisi dari Universitas Syiah Kuala,  staff  Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Tenaga medis dari Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA), Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh. Tim ini berangkat berdasarkan surat tugas Gubernur. Tim asesmen terpadu yang dibentuk oleh pemerintah Aceh berangkat ke Lombok pada tanggal 10 Agustus.

Tim terpadu yang dibentuk pemerintah Aceh adalah untuk melakukan asesmen dan pemetaan kerusakan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan sehingga Pemerintah Aceh dapat menentukan kontribusi Aceh terhadap pemulihan Daerah NTB yang berdampak gempa serta memberikan pendampingan terhadap penangganan korban di masa tanggap darurat.